1. Etimologi kata kritik
Secara etimologis, kata kritik berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata krinein (menghakimi, membanding, menimbang). Kata krinein menjadi bentuk dasar bagi kata kreterion (dasar, pertimbangan, penghakiman).
Dalam perkembangannya kata kritik secara terminologi berasal dari bahasa Inggris (criticism) atau dalam bahasa latin yakni criticus yang berarti hakim, pengambil keputusan, atau pengkritik.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kritik yaitu kecaman, tanggapan, atau kupasan yang terkadang disertai dengan uraian serta pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat, dan lain sebagainya.
2. Pengertian Kritik
Kritik adalah sebuah bentuk penilaian terhadap suatu karya dengan cara yang seimbang, baik kelemahan maupun kelebihannya. Karya yang dikritik umumnya berupa karya seni, baik karya sastra, lukis, musik, tulis, maupun film. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kritik yaitu kecaman, tanggapan, atau kupasan yang terkadang disertai dengan uraian serta pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat, dan lain sebagainya. Kritik bisa juga dapat disebut sebagai suatu tanggapan atau ungkapan mengenai baik dan buruknya suatu tindakan yang akan atau telah dibuat.
3. Tujuan Kritik
Secara umum, kritik memiliki tujuan untuk menyampaikan tanggapan dan saran terhadap sesuatu atau sebuah karya. Secara umum, kritik memiliki tujuan untuk menyampaikan tanggapan dan saran terhadap sesuatu atau sebuah karya.
Namun, berdasarkan buku Mengenal Karya Sastra Dalam Bentuk Kritik dan Esai oleh Suci Wulandari dkk, ternyata terdapat beberapa tujuan kritik lain yakni:
a. Memperbaiki sebuah karya atau melakukan koreksi terhadap kesalahan yang terdapat di dalamnya
b. Memberikan penilaian yang bersifat objektif, terstruktur serta ilmiah
c. Kritik juga bisa digunakan untuk memperoleh gelar akademik bagi para mahasiswa (tujuan akademis)
d. Tujuan komersil atau memotivasi kritikus untuk mendapatkan bayaran atas kegiatan kritik sastra misalnya dengan menuliskan kritik-kritik tersebut di kolom surat kabar.
4. Ciri Kritik
Ciri-ciri kritik sebagai berikut:
1. Bertujuan untuk menanggapi atau mengomentari karya orang lain
2. Menunjukkan kelebihan dan kekurangan dari suatu karya
3. Memberikan saran yang bersifat membangun
4. Menjadi jembatan atas pemahaman pembaca
5. Struktur Kritik
Struktur kritik Struktur kritik terdiri dari evaluasi, deskripsi teks, dan penegasan ulang. Uraiannya sebagai berikut:
a. Evaluasi
Evaluasi isinya yakni pernyataan umum perihal komentar yang akan disampaikan.
b. Deskripsi Teks
Deskripsi teks adalah bagian isi dari teks tanggapan kritis, berisi informasi perihal data-data dan pendapat-pendapat yang mendukung atau melemahkan sebuah pernyataan.
c. Penegasan Ulang
Penegasan ulang yakni bagian terakhir dari teks yang berisi penegasan ulang perihal suatu yang sudah dilakukan atau diputuskan.
6. Kaidah Kritik
Beberapa kaidah kritik sebagai berikut:
a. Kalimat kompleks
Kalimat kompleks adalah kalimat yang memiliki lebih dari dua struktur dan dua verba. Misalnya, "ibu membeli daging ayam dan daging sapi di samping pasar".
b. Konjungsi
Konjungsi adalah kata penghubung yang menghubungkan tiap-tiap kata serta struktur. Misalnya ; agar, sebaiknya, supaya, apabila, dan lain sebagainya.
c. Kata rujukan
Kata rujukan yaitu ungkapan yang digunakan oleh penulis guna untuk memperkuat pernyataan dengan tegas. Rujukan dikenal juga dengan sebutan referensi.
d. Diksi
Dalam membuat kritik, pemilihan kata atau diksinya harus sesuai dengan penggunaannya untuk memudahkan .
7. Jenis Kritk
Berdasarkan penerapannya, kritik terbagi menjadi beberapa jenis yaitu kritik induktif, judisial, dan impresionik. Berikut penjelasannya:
a. Kritik induktif
Kritik induktif yakni kritik yang memperhatikan unsur-unsur yang ada di dalam karya tersebut dengan cara yang objektif.
b. Kritik judisial
Kritik judisial adalah kritik yang menganalisis serta menerangkan efek karya berdasarkan permasalahan, teknik, organisasi, dan juga gaya kepenulisannya. Kritik ini berdasarkan atas standar umum perihal kehebatan dan kebiasaan.
c. Kritik impresionik
Kritik impresionik yaitu kritik yang berusaha untuk menggambarkan sifat khusus dalam sebuah karya sekaligus mengekspresikan tanggapan kritikus yang ditimbulkan secara langsung melalui karya tersebut.
8. Hal yang Harus Diperhatikan dalam Memberikan Kritik
Beberapa hal yang harus diperhatikan ketika menyampaikan kritik antara lain sebagai berikut:
ü Memperhatikan aspek kejujuran sehingga memiliki tujuan yang baik, jauh dari tujuan yang kurang bermutu.
ü Mengutamakan aspek etika, tata krama, budaya santun, dan sopan sesuai dengan konteks social budaya setempat
ü Mengutamakan pertimbangan kepada siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana kita berbicara menmyampaikan kritik
ü Mempertimbangkan aspek media kritik yang digunakan atau media kiritik disampaikan
ü Mengutamakan keterbukaan atau transparansi, tidak menutupi kekurangan atau kelemahan yang ada
ü Mengemukakan sisi sudut pandang apa atau mana dalam menilai pokok masalah
ü Memiliki sifat objektif dalam menilai sesuatu
ü Mengutamakan fakta realistis dan fenomenal
ü Harus menyertakan bukti dari teks yang dikritiknya
9. Bahasa Kritik
Cara menyampaikan kritik dengan
1. Bentuk kalimat santun adalah menggunakan struktur yang benar dan logis
2. Menggunakan kata-kata yang sopan dan memiuliki makna halus, tidak kasar
3. Menggunakan gaya bahasa yang sesuai dan halus,
4. Bersikap objektif dan tidak berlebihan sehingga tujuan kritik tercapai.
5. Memperhatikan etika keberadaban dan budaya yang berlaku
6. Menggunakan pilihan kata atau diksi yang tak memunculkan kesan yang negative
7. Memiliki sikap tetap menghargai pihak yang jadi lawan bicara.
8. Dalam bahasa lisan hendaknya diutamakan lagu kalimat atau intonasi yang sesuai dengan tujuan serta tidak menimbulkan salah pengertian yang bisa menyebabkan silang kepentingan dan memicu adanya perbedaan pendapat, bahkan menjadikan konflik sosial.
10. Kritik Sosial
10.1 Pengertian Kritik Sosial
Kritik sosial adalah komunikasi yang berusaha disampaikan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang terlibat dalam lingkungan sosial tertentu. Komunikasi ini ditujukan untuk memberi saran atau mengevaluasi keadaan yang sebenarnya. Hantisa dalam artikel berjudul “Kritik Sosial dalam Kumpulan Puisi Aku Ingin Jadi Peluru Karya Wiji Thukul (Kajian Resepsi Sastra)” (2010, hlm. 33), kritik sosial berarti komunikasi di masyarakat yang tugasnya sebagai pengontrol.
Ranah kritik sosial tertuju pada kehidupan sosial di masyarakat tertentu yang sedang menjalankan proses bermasyarakatnya. Dengan begitu, individu yang mengkritik merasa ada yang kurang memuaskan, tak lazim, atau buruk. Oleh sebab itu, kritik dikomunikasikan demi memperbaiki hal-hal yang tak memuaskan tersebut. Terkait isinya, ditulis berdasarkan fakta lapangan agar bisa dipertanggung jawabkan oleh pengkritik. Lantas, apa saja jenis kritik sosial tersebut dan apa saja contohnya?
10.2 Jenis-Jenis Kritik Sosial dan Contohnya
Sudah disebut, kritik ditulis berdasarkan fakta-fakta tertentu agar dapat diakui sebagai kritik. Bukan hanya bentuk tulisan berupa fakta, namun kritik sosial juga bisa disajikan lewat karya sastra, film, lagu, dan berbagai hal lainnya. Dengan media-media tersebut, keadaan sosial yang sebenarnya dan dirasa kurang memuaskan bisa dideskripsikan. Untuk jenisnya, kritik sosial terdiri dari berbagai macam bentuk.
Berikut ini jenis-jenis kritik sosial (Yulis Indah dkk., JIM PBSI, Vol. 3, No. 3, 2018, hlm. 285).
10.2.1 Kritik sosial ekonomi
Pada jenis ini, kritik sosial memfokuskan pembahasan ke sektor perekonomian yang dirasa kurang sesuai.
Contohnya, perihal gaji buruh yang masih ada di bawah UMR (Upah Minimum Regional). Melalui kritik berlandaskan data, pengkritik bisa mengungkapkan ketidaklaziman ini. Bahkan, bisa juga memberikan saran terkait penerapan yang baik demi kesetaraan upah pekerjanya.
10.2.2 Kritik sosial moral
Jenis kritik ini lebih mengacu ke perilaku baik atau buruk seorang manusia sebagai individu. Namun, karakter yang dimiliki oleh satu individu kadang juga dimiliki oleh individu lain.
Untuk contoh, sebut ada orang-orang yang sudah mulai melupakan cara hormat kepada orang yang lebih tua. Melalui kritik sosial, mereka bisa diingatkan untuk kembali menghormati.
10.2.3 Kritik sosial pendidikan
Masalah dalam kritik sosial ini lebih fokus ke bidang pembelajaran di suatu lingkungan. Sebagai contoh, sebut ada siswa SD yang tak bisa mengikuti pelajaran daring karena terkendala fasilitas. Permasalahan ini sebenarnya merupakan sesuatu yang sulit. Namun, pasti terdapat orang yang mempunyai solusi tertentu. Ia bisa mengungkapkan pendapatnya lewat kritik sosial.
10.2.4 Kritik sosial agama
Isu fundamental ini kadang juga bisa menimbulkan permasalahan tersendiri dalam kehidupan masyarakat. Sebut saja ada contoh dari sebuah kelompok agama yang membahayakan kelompok lain karena merasa paling benar. Melalui masalah itu, kritik sosial diluncurkan demi memberi pengaruh baik kepada khalayah umum. Bukan sekadar membela pribadi, tapi ditujukan demi kebaikan bersama dan mengingatkan bahwa keberadaan manusia sejatinya sama.
10.2.5 Kritik sosial politik
Maksud dari kritik sosial politik adalah mengungkapkan ketidakpuasan terhadap kondisi politik di lingkungannya. Untuk contohnya, sebut ada beberapa oknum yang melakukan money politik secara terbuka. Akan tetapi, mereka tidak ditindak dengan semestinya. Oleh sebab itu, pengkritik melampirkan data dan pendapatnya demi menghilangkan kejanggalan tersebut.
10.2.6 Dll.
Sumber: https://tirto.id/gyML, diakses 27 Agustus 2020, pkl. 21.34 WIB.
11 Media Kritik Sosial
Kritik sosial bisa menggunakan media:
11.1 Auditif, lewat media radio
11.2 Visual, melalui karikatur, lukisan, foto, dll.
11.3 Audiovisual, melalui televisi, video, media sosial, misalnya dalam vlog, youtube, podcast, IG, twitter, dll.
11.4 Tertulis, melalui rubrik dalam surat kabar, seperti tajuk rencana, artikel, pojok, dan majalah.
12 Bentuk Kritik Sosial
12.1 Langsung
a. demonstrasi
b. unjuk aksi
c. tatap muka
d. standup comedy
12.2 Tidak langsung=>karya seni
a. karikatur
b. karya sastra
a) puisi
b) cerpen
c) novel
c. lagu-lagu (popular-tradisional)
d. seni tradisional
a) wayang
b) ketoprak
c) ludruk
d) dulmuluk
e) dongeng
f) anekdot
e. videosinetron
f. vlog
g. film pendek
h. dll.
13. Cara Menyampaikan Kritik Secara Santun dan Bertanggung Jawab
Kritik merupakan opini atau pendapat seseorang untuk menanggapi sesuatu dengan mempertimbangkan tentang baik atau buruknya hal. Bukan sekadar menyatakan pendapat secara santun, kritik yang penilaian ini perlu diselipi dengan fakta-fakta agar bisa dipertanggungjawabkan.
Bentuk kritik bisa berupa lisan atau tulisan. Sedangkan objeknya, bisa terkait pendapat, hasil karya, keadaan, kondisi alam, kondisi pemerintahan, dan hal-hal lainnya yang perlu dinilai. Biasanya, kritik dicirikan dengan menyertakan sesuatu itu buruk atau baik, demikian seperti dikutip laman Guru Berbagi kemdikbud.
Terkadang, kritik ini dijadikan sebagai permainan lantaran mereka hanya mengujarkan pendapat buruk namun tak punya alasan. Oleh karena itu, tujuan kritik yang ingin memperbaiki sesuatu malah menjadi bualan tak bermutu. Terkait tujuan, kritik disampaikan demi memperbaiki keadaan atau suatu hal yang memang butuh pengembangan atau perubahan.
Tentunya, semua itu harus disampaikan secara santun dan dengan alasan yang masuk akal. Berikut ini ciri-ciri kritik:
1. Adanya komentar tentang sesuatu
2. Memberikan pendapat tentang kelebihan atau kekurangannya
3. Memberikan saran terhadap sesuatu
4. Bertujuan sebagai jembatan hal yang dikritik dengan penciptanya atau pemiliknya.
Untuk menyampaikan kritk secara santun, orang yang memberikan pendapatnya tentang sesuatu harus memperhatikan beberapa hal. Di antaranya penggunaan pertanyaan retoris, bahasa-bahasa pengibaratan (majas), dan menggunakan gambaran aksi.
Berikut keterangan mengenai ketiganya:
1. Pertanyaan retoris
Maksudnya adalah mengungkapkan sesuatu yang buruk tidak harus membuat orang yang dinilai terpojok. Oleh karena itu, kritik disampaikan dengan pemilihan kosa kata yang santun agar yang dikritik tidak merasa disalahkan dan hanya perlu memperbaiki diri. Salah satunya dengan menggunakan kosa kata berupa pertanyaan retoris.
Dengan pertanyaan yang menyindir ini, orang yang dikritik bisa merasakan apa yang seharusnya dilakukan. Untuk contoh, lihat pertanyaan berikut: “Mau sampai kapan manusia menjadi kuda?”
Pertanyaan ini memang terkesan tidak familiar jika tidak disangkutkan terhadap konteks. Sebut saja contohnya bahwa orang yang dikritik selalu menghabiskan waktu di tempat kerjanya dan tidak memperhatikan kondisi keluarganya.
Maka, pertanyaan tersebut mengibaratkan orang tersebut untuk sadar diri dan lebih perhatian. Akhirnya, sesuatu yang baik pun terjadi jika perubahan dilakukan oleh pihak yang dikritik.
2. Penggunaan bahasa pengibaratan (majas)
Menurut Fadillah dan Sefi Indra dalam Cerdas Cergas (2017, hlm. 38), majas itu sendiri digunakan dalam kritik untuk menjadi cerminan dan meningkatkan kepekaan orang yang dikritik.
Biasanya, majas yang digunaan berbentuk ironi dan sinisme. Pada majas ironi, bahasa yang diungkapkan menyelipkan hal yang berkebalikan dari sesuatu yang dikritik. Berikut contohnya: “Sawah semakin luas sehingga masyarakatnya sulit makan”
Lalu, majas sinisme diungkapkan dengan ejekan yang punya maksud baik untuk memperbaiki sesuatu. Berikut contohnya: “Walaupun miskin, yang penting gaya”
Kendati terkesan kurang santun, penggunaan majas ini tetap dalam kategori santun lantaran tidak terlalu menyudutkan orang yang dikritik. Hal ini berlaku selama pengkritik punya alasan yang dapat dipertanggungjawabkan jika nanti yang dikritik tidak terima.
3. Gambaran Aksi
Seperti sebelumnya, aksi ini diungkapkan dalam kritik demi mengetahui kondisi yang sebenarnya. Sebut saja ada sebuah sungai yang terbilang kotor di lingkungan seseorang. Ketika warga berbondong-bondong membersihkan, ternyata kepala desa tidak menghadiri acara pembersihan sungai tersebut. Setelah itu, ada orang yang berkomentar: “Tadi pagi saya lewat sungai itu. Di sana banyak sekali emas yang mengambang. Para warga pun berbondong-bondong mengambilnya. Sayang sekali, Kepala Desa ketinggalan acaranya.”
Melalui teks aksi tersebut, kritik disampaikan melalui bahasa yang tidak menyindir siapa pun. Aksi pemungutan emas yang berupa “sampah” ternyata dilewatkan begitu saja oleh kepala desa. Dengan begitu, kepala desa yang tentunya tahu bahwa acara tersebut digelar demi kebaikan, malah tidak menghadiri acara.
Akhirnya, kritik yang mempunyai alasan ini bisa dipertanggungjawabkan lantaran kebenarannya memang seperti itu. Jika bukan emas asli, kepala desa tidak akan datang.
Sumber:
"Cara Menyampaikan Kritik Secara Santun dan Bertanggung Jawab", https://tirto.id/gxQl, diakses 2 Oktober 2023, kl. 09.15 WIB
Gramedia.com., diakses 4 Okober 2023, pkl. 21,23 WIB.